
Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-5276 yang mengalami insiden ancaman bom diketahui mengangkut jamaah haji asal Kota Depok, Kloter 12 JKS.
Insiden terjadi saat pesawat tersebut tengah mengantar kepulangan jemaah haji dari Jeddah.
Pesawat jenis Boeing 777-300ER dengan nomor registrasi HZ-AK32 ini awalnya dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.
Pesawat akhirnya harus melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, setelah informasi ancaman bom diterima oleh otoritas bandara melalui email.
Namun, demi alasan keamanan, pendaratan dialihkan ke Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Selasa siang.
Dalam penerbangan tersebut, terdapat 442 penumpang, di mana 422 orang di antaranya adalah jamaah haji asal Depok.
Konfirmasi dari Kementerian Agama Kota Depok
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Depok, Enjat Mujiat, mengonfirmasi bahwa pesawat tersebut membawa jamaah dari kloter yang berasal dari Depok.
“Betul itu pesawat yg membawa jamaah Kloter 12 JKS Kota Depok. Dengan jumlah 422 orang haji,” jelasnya.
Enjat juga menyampaikan bahwa para jamaah saat ini telah diarahkan ke tempat istirahat sementara di Medan.
“Saat ini jamaah sedang didorong menuju hotel atau asrama haji Sumatra Utara untuk istirahat dan kemungkinan tiba di asrama haji Bekasi dan Pemda Depok,” ucapnya seperti dikutip portal depok.go.id.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Kanwil Kemenag Sumatera Utara dan Jawa Barat langsung turun ke bandara guna menenangkan jamaah dan memastikan proses koordinasi berjalan lancar.
Ketua Kloter 12 JKS Kota Depok Beri Klarifikasi
Ketua Kloter 12 JKS Kota Depok, Nurlaela Muhammad, menyampaikan klarifikasi langsung kepada para jamaah terkait insiden ini.
“Karena alasan keamanan penerbangan, maka dengan berat hati malam ini kami akan diinapkan di hotel di Medan. Seluruh akomodasi dan konsumsi jamaah sepenuhnya akan ditanggung oleh pemerintah Sumatera Utara,” ujarnya.
Nurlaela juga menginformasikan bahwa semua barang bawaan jamaah masih berada dalam pengawasan ketat petugas bandara.
“Seluruh barang bawaan jamaah saat ini masih berada dalam pengawasan ketat petugas bandara, sehingga para jamaah diinapkan hanya dengan membawa barang yang melekat di tubuh masing-masing.”
