
Di tengah gelap langit malam, akan terdengar gema oleh lantunan takbir yang merdu.
Umat Islam di masjid, mushala, rumah, hingga jalan-jalan berseru mengagungkan nama Allah SWT.
Takbir Idul Adha bukan sekadar ucapan lisan. Ia merupakan bentuk ibadah dan manifestasi dari rasa syukur serta pengagungan terhadap kebesaran Allah SWT, sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Kapan Takbiran Idul Adha Dikumandangkan?
Dalam buku Tuntunan Idain dan Qurban (2007) terbitan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dijelaskan bahwa umat Islam dianjurkan memperbanyak takbir sejak terbenam matahari malam Idul Adha hingga pagi saat pelaksanaan shalat Idul Adha.
Anjuran ini merujuk pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 185:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: “…Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Sehingga, gema takbir Idul Adha akan mulai berkumandang setelah maghrib pada Kamis, 5 Juni 2025.
Walau begitu, bacaan takbir Idul Adha 2025 bisa terus dikumandangkan hingga akhir hari Tasyrik di tanggal 13 Dzulhijjah atau hari ketiga setelah Idul Adha yaitu Senin, 9 Juni 2025.
Bacaan Takbiran Idul Adha dan Artinya
Takbir Idul Adha dikenal dalam dua versi bacaan yang umum digunakan umat Islam, yaitu versi pendek dan panjang.
Bacaan takbir pendek yang biasa dibaca yaitu:
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ،
لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Latin:
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar walillāhil hamd.
Artinya:
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.”