Hari Kebangkitan Nasional 2025

Lihat Foto

Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).

Penetapan tanggal tersebut bukan tanpa alasan, melainkan merujuk pada tonggak penting dalam perjalanan bangsa Indonesia, yakni berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

Budi Utomo menandai awal kesadaran nasional dan perjuangan kolektif bangsa menuju kemerdekaan.

Berikut ini sejarah Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1998.

Awal Kebangkitan Nasional: Lahirnya Budi Utomo

Organisasi Budi Utomo dibentuk oleh para pelajar STOVIA di Batavia (sekarang Jakarta), di antaranya Soetomo, Mohammad Soelaiman, Soeradji Tirtonegoro, Mohammad Saleh, Gondo Soewarno, dan Goenawan Mangoenkoesoemo.

Lahirnya organisasi ini tidak lepas dari pengaruh dr. Wahidin Soedirohusodo, tokoh yang mendorong pentingnya pendidikan untuk kebangkitan bangsa.

Meski awalnya fokus pada bidang kebudayaan dan anggotanya terbatas pada kalangan priyayi, kehadiran Budi Utomo menjadi pemantik lahirnya organisasi-organisasi pergerakan lain seperti Sarekat Islam, Indische Partij, dan Jong Java.

Semangat perjuangan yang semula bersifat kedaerahan pun perlahan bergeser menjadi perjuangan nasional.

Penetapan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional

Peringatan Harkitnas secara resmi ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada 1948, saat Indonesia menghadapi tekanan besar akibat agresi militer Belanda di masa Revolusi Nasional.

Dalam kondisi sosial dan politik yang tidak stabil, Presiden Soekarno menilai bahwa bangsa Indonesia membutuhkan simbol pemersatu.

Ia memandang berdirinya Budi Utomo sebagai awal mula “bangkitnya kesadaran nasionalisme, semangat persatuan, dan cita-cita menuju Indonesia merdeka”.

Oleh karena itu, tanggal kelahiran Budi Utomo dijadikan momen reflektif nasional.

Penetapan ini diperkuat melalui Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1985, yang menegaskan pentingnya peringatan Hari Kebangkitan Nasional sebagai bagian dari pendidikan kebangsaan.

Makna Hari Kebangkitan Nasional dalam Konteks Sejarah

Hari Kebangkitan Nasional merepresentasikan fase baru dalam perjuangan bangsa.

Sebelum tahun 1908, perlawanan terhadap penjajah lebih bersifat lokal dan sporadis.