Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato saat KTT Masa Depan di sela-sela Sidang Umum di Markas Besar PBB di New York, Minggu (22/9/2024).

Lihat Foto

PBB), Antonio Guterres, menyatakan kekhawatirannya terkait meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah.

Hal ini diungkap setelah militer Amerika Serikat (AS) melakukan serangan ke sejumlah fasilitas nuklir Iran.

Guterres menilai tindakan tersebut dapat memperburuk ketegangan yang sudah tinggi di kawasan konflik.

Serangan AS dinilai ancam perdamaian Internasional

Dilansir dari Antara, Melalui pernyataannya di media sosial X, Guterres menyebut serangan militer AS sebagai “eskalasi berbahaya” yang berpotensi menjadi ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan global.

“Hal tersebut merupakan eskalasi berbahaya di kawasan yang sudah semakin terancam — dan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” ucap Sekjen PBB dalam media sosial X @antoniogutteres pada Minggu (22/6/2025).

Ia menilai bahwa risiko konflik yang lebih luas semakin tinggi dan bisa menyebabkan dampak buruk yang serius bagi masyarakat sipil, kawasan, dan dunia.

“Konsekuensi terburuk bagi rakyat sipil, kawasan, dan dunia”, kata Guterres yang menggambarkan potensi besar sebagai dampak dari konflik yang tak terkendali.

Seruan PBB untuk mengedepankan diplomasi

Guterres juga menyerukan kepada negara-negara anggota PBB untuk mengutamakan langkah de-eskalasi dan menghormati prinsip-prinsip dalam Piagam PBB serta hukum internasional.

“Di masa-masa yang genting seperti ini, penting bagi kita menghindar dari pusaran kekacauan,” ucap Guterres.

Ia menegaskan bahwa solusi militer bukanlah jalan keluar dan hanya diplomasi yang dapat membawa harapan perdamaian.

“Tidak ada namanya solusi militer. Satu-satunya jalan ke depan adalah diplomasi. Satu-satunya harapan adalah perdamaian,” tambahnya.

Trump Klaim kesuksesan serangan ke fasilitas nuklir Iran

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa pihaknya telah melakukan “serangan yang sangat sukses” terhadap tiga titik fasilitas nuklir di Iran pada Sabtu (21/6/2025).

Serangan ini dilakukan setelah Israel dilaporkan meminta AS terlibat dalam serangan udara yang sudah dilakukannya lebih dulu terhadap sejumlah titik di Iran.

Serangan Israel tersebut termasuk fasilitas yang terkait dengan program nuklir Teheran sejak 13 Juni 2025.

Media di Amerika Serikat melaporkan bahwa dalam serangan tersebut, digunakan sejumlah alutsista militer termasuk pesawat pengebom siluman B-2 dan rudal penghancur bunker, yang dirancang untuk menghancurkan struktur bawah tanah seperti fasilitas nuklir.