
serangan udara Amerika Serikat (AS) ke tiga fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6/2025). Sehari berselang, Iran balas serang Israel langsung dengan menembakkan sedikitnya 30 rudal dalam dua gelombang serangan yang memicu sirene dan ledakan di sejumlah kota besar, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem.
Militer Israel melaporkan bahwa sirene peringatan serangan udara berbunyi di berbagai wilayah saat rudal-rudal yang ditembakkan dari Iran meluncur ke arah Israel.
“Beberapa saat yang lalu, sirene berbunyi di beberapa daerah di Israel setelah teridentifikasinya rudal yang diluncurkan dari Iran ke Negara Israel,” demikian pernyataan resmi militer Israel, dikutip dari kantor berita AFP.
“Angkatan Udara Israel saat ini sedang beroperasi untuk mencegat dan menyerang jika diperlukan guna menghilangkan ancaman,” lanjut mereka.
Apa Target Serangan Rudal Iran?
Iran, melalui kantor berita Fars, menyebut serangan ini sebagai bagian dari “Operasi True Promise 3”.
Rudal yang digunakan terdiri dari berbagai jenis berbahan bakar cair dan padat jarak jauh dengan hulu ledak besar.
Target serangan mencakup Bandara Internasional Ben Gurion, pusat penelitian biologi, pangkalan logistik, dan beberapa pusat komando Israel.
Ledakan terdengar keras di Yerusalem, menunjukkan bahwa beberapa rudal berhasil menembus pertahanan udara Israel.
Peringatan gelombang kedua rudal dikeluarkan sekitar 30 menit setelah yang pertama, sebelum akhirnya dicabut pada pukul 08.10 waktu setempat.
Bagaimana Kronologi Serangan AS ke Iran?
Presiden AS Donald Trump pada Sabtu (21/6/2025) mengumumkan melalui akun Truth Social bahwa AS telah menggempur tiga fasilitas nuklir utama Iran di Natanz, Isfahan, dan Fordo.
Ia mengklaim, Fordo sudah lenyap menyusul serangan dengan enam bom penghancur bunker dan 30 rudal Tomahawk.
“Iran sekarang harus setuju untuk mengakhiri perang ini,” tulis Trump dalam unggahan bernada ultimatum.
Serangan ini dilakukan menggunakan pesawat bomber siluman B-2 yang dilaporkan terbang dari wilayah tengah AS, melintasi Samudra Pasifik dan California.
Pesawat B-2 dikenal mampu membawa bom GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), satu-satunya bom penghancur bunker yang bisa menembus situs bawah tanah seperti Fordo.
Iran mengonfirmasi bahwa situs nuklir Fordo terkena serangan, tapi menegaskan bahwa lokasi tersebut telah dikosongkan jauh sebelumnya.
Wakil Kepala Politik Penyiaran Nasional Iran, Hassan Abedini, mengatakan bahwa tidak ada material berbahaya yang tertinggal.
“Ketiga lokasi yang diserang sudah dievakuasi sejak beberapa waktu lalu. Tidak ada bahan yang tertinggal di sana yang jika diserang akan menimbulkan radiasi dan membahayakan rakyat kami,” ujarnya dalam siaran televisi pemerintah Iran.
Abedini juga menyatakan bahwa cadangan uranium yang diperkaya telah dipindahkan ke tempat yang aman, sehingga serangan tersebut tidak berdampak besar pada program nuklir Iran.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Usai Diserang AS, Iran Langsung Serang Israel dengan 30 Rudal, Yerusalem Berguncang”.