Ilustrasi ledakan. Korban ledakan Amunisi di Garut dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk

Lihat Foto

Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025).

Tragedi ini terjadi saat tim TNI Angkatan Darat (TNI AD) sedang melaksanakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa.

Korban terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil. Salah satu korban tewas adalah Endang (43), warga Kampung Ciaremas, Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya.

Sosok Endang di Mata Keluarga: Ayah yang Baik dan Humoris

Endang dikenal sebagai pribadi yang ramah dan aktif di lingkungan tempat tinggalnya. Ia meninggalkan istri dan tiga anak.

“Semasa hidupnya almarhum baik dan humoris. Aktif di kegiatan di kampung,” kata Asep, salah satu keluarga korban, saat ditemui di kamar mayat RSUD Pameungpeuk pada Senin malam.

Asep mengaku tidak mengetahui alasan pasti mengapa Endang berada di lokasi pemusnahan amunisi. Diketahui, Endang sehari-hari bekerja sebagai pekerja proyek.

“Dia pergi meninggalkan istri dan tiga anak,” ujar Asep dengan suara penuh kesedihan.

Kronologi Ledakan Amunisi Kadaluwarsa di Garut

Peristiwa tragis itu terjadi saat tim TNI AD sedang melakukan prosedur pemusnahan amunisi aktif yang sudah tidak layak pakai.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa prosedur keamanan telah dijalankan sebelum peledakan dilakukan.

“Tim penyusun amunisi ini menyiapkan dua lubang sumur, lalu tim pengamanan masuk dan dinyatakan aman hingga dilakukan peledakan di dua sumur tadi,” kata Wahyu, Senin (12/5/2025).

Setelah dua lubang diledakkan sesuai prosedur, tim kemudian menyiapkan lubang ketiga untuk menghancurkan sisa detonator.

“Nah, saat tim penyusun tim amunisi menyusun amunisi aktif yang tak layak pakai di lubang itu, tiba-tiba terjadi ledakan hingga akibatkan 13 orang meninggal dunia karena ledakan,” jelas Wahyu.

Proses Identifikasi Korban Ledakan Masih Berlangsung

Seluruh korban ledakan langsung dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk. Proses identifikasi jenazah ditangani oleh tim DVI (Disaster Victim Identification) yang masih bekerja di lapangan.

Kepala Seksi Sistem Informasi Manajemen RSUD Pameungpeuk, Yani Suryani, mengatakan bahwa hingga saat ini proses identifikasi masih berlangsung.

“Belum (diserahkan), masih harus diperiksa oleh tim DVI,” ujar Yani.